Bahasa sebagai Sistem Komunikasi Sosial

Bahasa bukan sekadar kumpulan kata atau struktur gramatikal—bahasa adalah alat komunikasi yang hidup dalam masyarakat. Sebagai sistem komunikasi sosial, bahasa mencerminkan hubungan sosial, identitas, budaya, kekuasaan, dan nilai-nilai dalam kelompok manusia. Menurut Yule (2010), “language is a system of conventional spoken or written symbols by means of which human beings, as members of a social group and participants in its culture, express themselves” (hlm. 3). Bahasa sebagai sistem sosial artinya bahwa penggunaan bahasa selalu terjadi dalam konteks sosial, melibatkan penutur, penerima (mitra tutur), serta norma-norma yang mengatur situasi komunikasi.

SOSIOLINGUISTIK

10/20/20255 min read

a man riding a skateboard down the side of a ramp
a man riding a skateboard down the side of a ramp

Bahasa bukan sekadar kumpulan kata atau struktur gramatikal—bahasa adalah alat komunikasi yang hidup dalam masyarakat. Sebagai sistem komunikasi sosial, bahasa mencerminkan hubungan sosial, identitas, budaya, kekuasaan, dan nilai-nilai dalam kelompok manusia. Menurut Yule (2010), “language is a system of conventional spoken or written symbols by means of which human beings, as members of a social group and participants in its culture, express themselves” (hlm. 3). Bahasa sebagai sistem sosial artinya bahwa penggunaan bahasa selalu terjadi dalam konteks sosial, melibatkan penutur, penerima (mitra tutur), serta norma-norma yang mengatur situasi komunikasi.

Dalam konteks masyarakat Indonesia, bahasa nasional, bahasa daerah, serta ragam bahasa antar kelompok sosial menunjukkan bagaimana sistem komunikasi sosial berfungsi. Bahasa nasional (Bahasa Indonesia) berfungsi sebagai lingua franca antar komunitas etnis, sedangkan bahasa daerah dan ragam dialek menunjukkan identitas lokal dan kedekatan sosial. Sistem komunikasi sosial ini terdiri dari unsur-unsur seperti penutur, penerima, pesan, medium (saluran komunikasi), dan konteks sosial (Halliday & Hasan, 1976). Dengan demikian, bahasa bukan hanya sarana menyampaikan informasi, tetapi juga sarana membangun relasi sosial, menegaskan identitas kelompok, dan mereproduksi atau mengubah struktur sosial.

Peran Bahasa dalam Kelompok Masyarakat

Peran bahasa dalam kelompok masyarakat sangat luas dan kompleks. Berikut beberapa aspek penting:

1. Bahasa sebagai Penanda Identitas

Setiap kelompok etnis, budaya, atau sosial sering menggunakan bahasa atau ragam bahasa tertentu untuk menegaskan identitas mereka. Contohnya, penggunaan bahasa daerah atau dialek oleh komunitas lokal bukan hanya komunikasi sehari-hari tetapi juga simbol kebanggaan budaya (Fishman, 1991). Ketika seseorang berbicara dalam bahasa suku atau dialeknya, ia menunjukkan keanggotaan dalam kelompok tersebut dan mempertahankan warisan budaya.
Dalam masyarakat plural seperti Indonesia, identitas ini sangat penting. Bahasa daerah membantu menjaga keberagaman budaya nasional.

2. Bahasa sebagai Sarana Integrasi Sosial

Bahasa memungkinkan individu untuk menjalin hubungan sosial, berkomunikasi dengan sesama, bertukar informasi, dan bekerjasama dalam aktivitas kolektif. Melalui bahasa, norma-norma sosial, adat, dan tanggung jawab masyarakat disampaikan dan dipertahankan. Sebagai contoh, dalam kehidupan desa, instruksi mengenai kerja gotong-royong, pemilihan kepala desa, atau acara adat disampaikan melalui bahasa daerah yang dipahami secara bersama.
Bahasa juga berfungsi sebagai mekanisme integrasi: ketika berbagai kelompok menggunakan bahasa yang sama atau memahami ragam bersama, hubungan sosial menjadi lebih lancar.

3. Bahasa sebagai Instrumen Kekuasaan dan Perubahan Sosial

Bahasa juga berperan dalam struktur kekuasaan dan perubahan sosial. Dalam skala nasional, penguasaan Bahasa Indonesia seringkali dikaitkan dengan pendidikan, mobilitas sosial, dan kesempatan ekonomi. Mereka yang tidak menguasai ragam resmi bisa mengalami marginalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa bisa menjadi alat penguatan atau pembatasan akses sosial (Bourdieu, 1991).
Selain itu, bahasa turut dalam proses perubahan sosial: migrasi, urbanisasi, globalisasi menyebabkan kontak antarbasa, munculnya bilingualisme/multilingualisme, dan perubahan dalam penggunaannya.

4. Bahasa sebagai Media Pelestarian Budaya

Bahasa mencakup sistem nilai, sejarah, cerita rakyat, dan pengetahuan tradisional suatu komunitas. Dengan demikian, penggunaan bahasa dalam masyarakat turut serta dalam pelestarian budaya. Ketika bahasa daerah terus digunakan di kehidupan sehari-hari, maka warisan budaya tetap hidup. Sebaliknya, ketika bahasa daerah mulai ditinggalkan, budaya lokal bisa mengalami erosi (Himmelmann & Mosel, 2015).

Fenomena Penggunaan Bahasa Daerah di Masyarakat Mandar

Sebagai studi kasus, masyarakat ‎Suku Mandar di Provinsi Sulawesi Barat adalah contoh nyata bagaimana bahasa daerah berfungsi dalam masyarakat. Bahasa ‎Bahasa Mandar merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Mandar di wilayah seperti Kabupaten Polewali Mandar, Majene, Mamuju dan Pasangkayu. Wikipedia+2detikcom+2

Aspek-aspek penting dalam fenomena ini:

1. Latar Sejarah dan Status

Bahasa Mandar termasuk dalam rumpun Austronesia, cabang Melayu-Polinesia (Wikipedia, n.d.). Wikipedia+1 Bahasa ini memiliki beberapa dialek (Balanipa, Sendana, Banggae, Pamboang) yang secara geografis tersebar di wilayah Mandar. unj-pariwisata.blogspot.com+1
Dokumen mengenai “Kedudukan dan Fungsi Bahasa Mandar” menunjukkan bahwa penggunaan bahasa ini terus meluas terutama dalam aktivitas tradisional dan komunitas lokal (Kemdikbud, Pdf). Kemdikbud Repository
Namun, dalam era modern dengan pengaruh Bahasa Indonesia dan migrasi penduduk, bahasa Mandar menghadapi tantangan pelestarian (Traveloka, 2024). Traveloka+1

2. Ragam Bahasa dan Interaksi Sosial

Penelitian tentang sapaan dalam Bahasa Mandar menunjukkan bahwa ragam sapaan dan pronomina dalam bahasa ini sangat kaya dan mempertahankan stratifikasi sosial—misalnya bentuk sapaan untuk orang tua, guru, pejabat adat, dll. Semantic Scholar PDFs
Misalnya, sapaan “o hajrin” (kamu informal), “o puang” (sapaan hormat untuk yang lebih tua atau dihormati) dan “pa’” atau “bu’” (terhadap bapak/ibu) menunjukkan pilihan bahasa yang sangat bergantung pada status sosial, situasi, dan hubungan interpersonal. Semantic Scholar PDFs
Ragam bahasa ini memperlihatkan bahwa dalam masyarakat Mandar, bahasa berfungsi tidak hanya sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai penanda hirarki sosial dan hubungan interpersonal.

3. Isu Pelestarian dan Perubahan Bahasa

Walau bahasa Mandar masih digunakan luas dalam komunitas Mandar, ada kecenderungan penurunan penggunaan dalam masyarakat urban atau generasi muda yang lebih banyak memilih Bahasa Indonesia atau ragam campuran. Traveloka+1
Fenomena ini menunjukkan bahwa bahasa daerah terancam oleh globalisasi budaya dan migrasi internal, dan interaksi sosial yang semakin heterogen.
Upaya pelestarian diperlukan, seperti penggunaan bahasa dalam media lokal, pendidikan, dan aktivitas komunitas, agar fungsi sosial bahasa daerah tetap terjaga.

4. Implikasi Sosial

Fenomena ini memberikan insight penting: bahasa daerah seperti bahasa Mandar membantu memperkuat ikatan sosial, menjaga identitas lokal, dan memfasilitasi komunikasi antar generasi. Namun, jika tidak dilestarikan, bisa terjadi kehilangan identitas budaya dan hilangnya sistem komunikasi yang kaya.
Dalam konteks masyarakat modern, penting untuk mengkaji bagaimana bahasa daerah dapat tetap relevan—misalnya dengan menggunakan teknologi, media sosial, atau integrasi dalam pendidikan.

Contoh Interaksi Bahasa di Lingkungan Sekitar

Untuk mengaplikasikan pemahaman tentang bahasa dan masyarakat, berikut beberapa contoh interaksi bahasa yang bisa dijadikan latihan oleh mahasiswa:

· Contoh 1: Seorang siswa menemu guru di sekolah dan menyapa dengan bahasa yang lebih formal: “Selamat pagi, Pak Guru, bagaimana kabarnya?” → menunjukkan situasi formal dan relasi sosial yang jelas.

· Contoh 2: Dua teman sebaya berbicara di warung kopi menggunakan ragam santai: “Bro, mau ngopi dulu yuk?” → menunjukkan penggunaan bahasa yang lebih kasual dalam konteks sebaya.

· Contoh 3 (khusus di masyarakat Mandar): Seorang anak menyapa kakeknya dengan sapaan “kanne’ puang” (kakek bangsawan) atau “ka kaka’” (kakak) sesuai adat dan status sosial. Contoh dalam bahasa Mandar: “kanne’ puang, mua lomba doli?” (Kakek, mau ke lomba dulu?). (Hamsa, 2024) Semantic Scholar PDFs

· Contoh 4: Dalam kegiatan gotong-royong di kampung Mandar, warga menggunakan bahasa daerah untuk koordinasi: “Oi mie’, tarusi tolong bomi kerja bakti senin depan!” (Kalian, tolong kerja bakti Senin depan) → menunjukkan penggunaan kolektif dan solidaritas sosial dalam komunitas.

Mahasiswa dapat membuat dialog sendiri berdasarkan kondisi lokal masing-masing, misalnya di kampung, sekolah, atau lingkungan kota, lalu menganalisis: siapa penutur/mitra tutur, ragam bahasa yang dipakai, medium komunikasi, serta faktor sosial yang memengaruhi pilihan bahasa.

Kesimpulan

Bahasa sebagai sistem komunikasi sosial memiliki peran utama dalam kehidupan kelompok masyarakat. Dengan menganalisis bahasa dalam konteks sosial, kita memahami bagaimana identitas, kekuasaan, integrasi sosial, dan budaya terbentuk melalui penggunaan bahasa. Masyarakat Mandar dengan bahasa daerahnya memberikan contoh konkret bagaimana bahasa daerah memiliki fungsi sosial yang kuat, sekaligus menghadapi tantangan perubahan. Oleh karena itu, memahami fenomena penggunaan bahasa daerah serta praktik interaksi bahasa di lingkungan sekitar adalah langkah penting dalam pengembangan literasi sosial dan linguistik mahasiswa.

Dengan demikian, setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan bahasa sebagai sistem sosial, menganalisis peran bahasa dalam masyarakat, mengkaji penggunaan bahasa daerah Mandar, dan memberi contoh interaksi bahasa di lingkungan sekitar melalui latihan.

Daftar Pustaka

Bourdieu, P. (1991). Language and symbolic power. Harvard University Press.
Fishman, J. A. (1991). Reversing language shift: Theoretical and empirical foundations of assistance to threatened languages. Multilingual Matters.
Halliday, M. A. K., & Hasan, R. (1976). Cohesion in English. Longman.
Hamsa, A. (2024). Analisis pengunaan sapaan dalam Bahasa Mandar pada pronomina persona orang kedua. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra, 10(3), 3258–3270.
Kemdikbud. (n.d.). Kedudukan dan Fungsi Bahasa Mandar. Retrieved from https://repositori.kemdikbud.go.id/2988/1/Kedudukan%20dan%20Fungsi%20Bahasa%20Mandar.pdf
Traveloka. (2024, October 11). Asal – usul Bahasa Mandar dan perkembangan hingga sekarang. Traveloka Explore. Retrieved from https://www.traveloka.com/id-id/explore/destination/bahasa-mandar-trp/434332
Yule, G. (2010). The study of language (4th ed.). Cambridge University Press.

Tampilkan Afiliasi Saya
Beli Sekarang