Cara Mengelola Keuangan saat Resesi

Resesi ekonomi bisa datang kapan saja dan dampaknya bisa dirasakan oleh siapa pun. Harga kebutuhan naik, pendapatan menurun, dan banyak bisnis yang gulung tikar. Kalau nggak dikelola dengan baik, kondisi keuangan bisa makin terpuruk. Nah, supaya tetap aman di masa-masa sulit, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengelola keuangan dengan lebih cerdas saat resesi. Yuk, simak caranya!

LITERASI FINANSIAL

Aco Nasir

4/6/20253 min read

photo of white staircase
photo of white staircase

Cara Mengelola Keuangan saat Resesi

Resesi ekonomi bisa datang kapan saja dan dampaknya bisa dirasakan oleh siapa pun. Harga kebutuhan naik, pendapatan menurun, dan banyak bisnis yang gulung tikar. Kalau nggak dikelola dengan baik, kondisi keuangan bisa makin terpuruk. Nah, supaya tetap aman di masa-masa sulit, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengelola keuangan dengan lebih cerdas saat resesi. Yuk, simak caranya!

1. Kenali Situasi Keuanganmu dengan Jelas

Langkah pertama yang paling penting adalah memahami kondisi keuanganmu sendiri. Coba jawab beberapa pertanyaan ini:

· Berapa penghasilan tetap dan tidak tetap yang kamu miliki?

· Apa saja pengeluaran bulanan yang wajib dibayar?

· Apakah kamu punya tabungan atau investasi?

· Apakah ada utang yang harus diselesaikan?

Dengan mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini, kamu bisa melihat dengan jelas bagaimana kondisi keuanganmu saat ini dan apa yang perlu diperbaiki.

2. Buat Anggaran yang Lebih Ketat

Di masa resesi, setiap rupiah sangat berharga. Karena itu, buat anggaran bulanan yang lebih ketat dengan mengelompokkan pengeluaranmu ke dalam tiga kategori:

· Pengeluaran wajib: biaya yang nggak bisa dihindari seperti makanan, listrik, air, internet, dan cicilan.

· Pengeluaran penting tapi bisa dikurangi: langganan streaming, belanja fashion, atau nongkrong di kafe.

· Pengeluaran yang bisa dihapus: pengeluaran yang nggak terlalu penting seperti beli barang mewah atau jalan-jalan mahal.

Dari sini, kamu bisa memangkas pengeluaran yang nggak perlu dan fokus pada kebutuhan utama.

3. Siapkan Dana Darurat

Dana darurat adalah penyelamat utama saat resesi. Usahakan untuk memiliki minimal 3–6 bulan pengeluaran dalam bentuk tabungan yang mudah diakses. Kalau belum punya, mulai sisihkan sebagian penghasilan sekarang juga. Caranya bisa dengan menyisihkan 10–20% dari pendapatan setiap bulan ke rekening khusus yang nggak mudah diambil kecuali dalam kondisi darurat.

4. Hindari Utang Konsumtif

Saat resesi, sebisa mungkin hindari menambah utang konsumtif seperti membeli barang dengan kartu kredit atau mengambil cicilan yang nggak perlu. Kalau sudah punya utang, prioritaskan untuk melunasi utang berbunga tinggi dulu, seperti kartu kredit atau pinjaman online. Ingat, semakin besar bunga utang, semakin banyak uang yang keluar dari kantongmu setiap bulan.

5. Cari Sumber Penghasilan Tambahan

Resesi sering kali berdampak pada pemotongan gaji atau bahkan kehilangan pekerjaan. Supaya tetap aman, coba cari cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Beberapa ide yang bisa dicoba:

· Freelance: Menulis, desain grafis, editing video, atau coding.

· Jualan online: Bisa mulai dari dropshipping, reseller, atau jual produk handmade.

· Investasi kecil-kecilan: Kalau masih punya modal, bisa coba investasi reksa dana pasar uang atau saham dividen.

Dengan memiliki lebih dari satu sumber pendapatan, kamu bisa lebih tenang menghadapi situasi ekonomi yang nggak menentu.

6. Kurangi Gaya Hidup Boros

Saat ekonomi sedang sulit, mengubah gaya hidup menjadi lebih sederhana adalah keputusan yang bijak. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghemat uang antara lain:

· Masak sendiri di rumah daripada sering makan di luar.

· Kurangi langganan layanan yang nggak penting.

· Cari alternatif hiburan yang lebih murah seperti membaca buku atau nonton film gratis.

· Belanja dengan bijak, manfaatkan diskon dan promo.

7. Maksimalkan Penggunaan Uang

Belanja lebih cerdas bisa membantu menghemat banyak uang. Beberapa tips yang bisa dilakukan:

· Beli dalam jumlah besar untuk barang-barang yang sering digunakan, seperti beras, minyak, dan sabun.

· Manfaatkan cashback dan promo dari e-commerce atau kartu debit/kredit.

· Gunakan aplikasi perbandingan harga sebelum membeli sesuatu agar mendapatkan harga terbaik.

8. Tetap Berinvestasi, Tapi dengan Bijak

Banyak orang langsung menarik semua investasi saat resesi karena takut kehilangan uang. Padahal, kalau dilakukan dengan strategi yang tepat, investasi justru bisa menjadi penyelamat finansial. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

· Jangan panik dan jual aset dengan harga rendah.

· Alihkan sebagian investasi ke instrumen yang lebih aman seperti emas atau obligasi.

· Jika ingin tetap berinvestasi di saham, pilih perusahaan yang fundamentalnya kuat dan tahan krisis.

9. Lindungi Diri dengan Asuransi

Asuransi bisa menjadi pelindung keuanganmu saat terjadi hal-hal yang nggak terduga, seperti sakit atau kecelakaan. Beberapa jenis asuransi yang penting dimiliki antara lain:

· Asuransi kesehatan, untuk menghindari biaya rumah sakit yang mahal.

· Asuransi jiwa, jika kamu punya tanggungan keluarga.

· Asuransi kendaraan, jika memiliki mobil atau motor untuk keperluan kerja.

Dengan asuransi, kamu bisa mengurangi risiko pengeluaran besar yang mendadak.

10. Tetap Tenang dan Berpikir Positif

Menghadapi resesi memang bisa bikin stres, tapi jangan panik. Fokus pada hal-hal yang bisa kamu kontrol, seperti mengatur pengeluaran, mencari penghasilan tambahan, dan tetap produktif. Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan fisik dan mental agar bisa berpikir lebih jernih dalam mengambil keputusan keuangan.

Kesimpulan

Mengelola keuangan saat resesi memang penuh tantangan, tapi bukan berarti nggak bisa dilakukan. Dengan membuat anggaran ketat, menyiapkan dana darurat, mengurangi utang, mencari penghasilan tambahan, dan tetap berinvestasi secara bijak, kamu bisa tetap bertahan bahkan di masa-masa sulit.

Yang paling penting, jangan sampai resesi membuatmu kehilangan harapan. Tetap semangat, kelola uang dengan pintar, dan terus cari peluang untuk berkembang. Karena setelah badai, selalu ada pelangi yang menanti. 😊