Pelestarian Warisan Budaya Mandar di Era Digital: Tantangan dan Peluang

ARTIKEL

12/3/20242 min read

photo of white staircase
photo of white staircase

Oleh: Dr. Aco Musaddad, HM

Kepala Dinas Kominfo SP dan Plt. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar

Memahami Warisan Budaya Mandar

Warisan budaya adalah pusaka tak ternilai yang diwariskan dari generasi sebelumnya kepada kita. Dr. Aco Musaddad, HM, seorang peneliti sekaligus dosen, membagi warisan budaya menjadi dua jenis utama:

  1. Warisan Budaya Benda: Wujud fisik seperti keris, batik, perahu tradisional sandeq, dan seni tenun ikat lipaq saqbe.

  2. Warisan Budaya Tak Benda: Wujud abstrak seperti bahasa Mandar, tarian pattuqduq, musik tradisional, dan kuliner khas seperti jepa dan bau piapi.

Bagi masyarakat Mandar, budaya bukan hanya warisan tetapi identitas yang mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai luhur.

Tantangan Pelestarian di Era Digital

Di tengah kemajuan teknologi, pelestarian budaya menghadapi tantangan besar. Menurut Dr. Aco, era digital menghadirkan dua sisi:

  • Kemudahan Akses: Teknologi memudahkan dokumentasi dan distribusi informasi budaya ke seluruh dunia.

  • Ancaman Kepunahan: Modernisasi dapat mengikis nilai-nilai tradisional akibat perubahan gaya hidup, pola pikir, dan kebiasaan masyarakat.

Konsep "Survival Strategy" oleh James Scott dan "Adaptasi Budaya" menekankan pentingnya strategi untuk mempertahankan eksistensi budaya, baik secara material maupun nonmaterial, di tengah perubahan sosial yang cepat.

Dampak Perubahan Sosial dan Budaya

Dr. Aco menyoroti berbagai perubahan sosial dan budaya yang memengaruhi pelestarian warisan budaya, di antaranya:

  1. Urbanisasi: Menggeser gaya hidup masyarakat dari agraris ke modern.

  2. Digitalisasi: Merubah pola komunikasi, kebiasaan berbelanja, dan cara pandang terhadap budaya.

  3. Pergeseran Musik dan Bahasa: Genre musik populer berubah, dan penggunaan bahasa daerah semakin menurun.

Transformasi ini, meskipun menantang, juga membuka peluang untuk mengenalkan budaya Mandar ke dunia dengan cara baru.

Peluang di Era Digital

Di era digital, pelestarian budaya memiliki peluang besar:

  • Digitalisasi Warisan: Teknologi dapat digunakan untuk mendokumentasikan tradisi Mandar dalam bentuk foto, video, dan aplikasi interaktif.

  • Platform Virtual: Media sosial dan platform digital memungkinkan penyebaran budaya ke audiens global.

  • Kolaborasi Teknologi dan Seni: Pameran virtual dan rekonstruksi digital dapat memperkenalkan budaya Mandar ke generasi muda secara menarik.

Pentingnya Pelestarian Budaya

Pelestarian budaya tidak hanya menjaga identitas lokal tetapi juga memiliki nilai sejarah, sosial, dan ekonomi yang tinggi. Menurut Dr. Aco, mengintegrasikan teknologi dengan budaya adalah langkah strategis untuk menjaga warisan ini tetap relevan dan hidup di era modern.

Upaya Konkret Pemerintah Polewali Mandar

Melalui program inovatif seperti Sekolah Pengantin, Rumah Kreatif Papandangan, dan Kolaborasi Pariwisata & Ekraf,

Dr. Aco bersama jajarannya berupaya menjadikan budaya Mandar sebagai daya tarik pariwisata dan pendidikan.

Dengan pendekatan yang adaptif dan kreatif, budaya Mandar memiliki peluang besar untuk tetap hidup dan bahkan berkembang, menjadikannya aset berharga di tingkat nasional maupun internasional.