Pemerolehan Bahasa (Language Acquisition)
Pemerolehan bahasa adalah proses alami ketika seseorang memperoleh kemampuan berbahasa sejak bayi, melalui interaksi dengan lingkungan sekitar.
PSIKOLINGUISTIK
5/6/20255 min read
✅ 4. Pemerolehan Bahasa
✅ Hubungan Bahasa dan Berpikir
✅ Kemampuan Bahasa Pertama
✅ Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa
📘 Materi Ajar: Psikolinguistik
1️⃣ Pemerolehan Bahasa (Language Acquisition)
Pemerolehan bahasa adalah proses alami ketika seseorang memperoleh kemampuan berbahasa sejak bayi, melalui interaksi dengan lingkungan sekitar.
👶 Ciri-cirinya:
Tidak disadari (unconscious)
Tidak melalui pengajaran formal
Terjadi sejak lahir hingga usia sekitar 5-7 tahun
✨ Tahapan pemerolehan bahasa pertama menurut linguistik:
Cooing (usia 0-6 bulan): suara vokal spontan (aaaa, oooo)
Babbling (6-12 bulan): suara konsonan-vokal (baba, dada)
One-word stage (12-18 bulan): satu kata bermakna (mama, susu)
Two-word stage (18-24 bulan): dua kata (mama pergi, adik tidur)
Telegraphic stage (2-3 tahun): kalimat sederhana (aku mau makan)
Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses alamiah di mana seseorang memperoleh kemampuan berbahasa pertama kali sejak lahir melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Proses ini terjadi tanpa instruksi atau pengajaran formal, melainkan melalui paparan dan komunikasi sehari-hari. Pemerolehan bahasa menjadi salah satu kajian penting dalam psikolinguistik dan linguistik karena berhubungan erat dengan kemampuan komunikasi manusia secara alami (Brown, 2000).
Menurut Brown (2000), pemerolehan bahasa pertama merupakan kemampuan yang diperoleh secara tidak disadari (unconscious) dan terjadi secara bertahap sesuai dengan perkembangan kognitif dan biologis seorang anak. Proses ini berlangsung dari bayi hingga usia sekitar 5-7 tahun, yang disebut sebagai critical period atau masa kritis. Pada masa ini, otak anak sangat reseptif terhadap input bahasa dan memiliki kemampuan luar biasa untuk mempelajari bahasa tanpa kesulitan berarti.
Ciri-Ciri Pemerolehan Bahasa
Beberapa ciri utama pemerolehan bahasa pertama adalah:
Tidak disadari (Unconscious)
Proses pemerolehan bahasa terjadi secara alami tanpa kesadaran penuh dari individu. Anak-anak tidak belajar bahasa dengan sengaja seperti orang dewasa yang belajar bahasa asing, tetapi memperoleh bahasa melalui pengalaman sehari-hari (Lightbown & Spada, 2013).Tidak melalui pengajaran formal
Anak tidak membutuhkan kelas atau pelajaran bahasa secara formal untuk memperoleh bahasa ibu mereka. Bahasa diperoleh melalui interaksi dengan orang tua, keluarga, dan lingkungan sosial sekitar.Terjadi sejak lahir hingga usia sekitar 5-7 tahun
Periode ini dikenal sebagai masa kritis, di mana otak anak lebih mudah menyerap dan menguasai bahasa. Setelah masa kritis, kemampuan alami ini mulai menurun, sehingga pemerolehan bahasa kedua (second language acquisition) akan lebih sulit (Lenneberg, 1967).
Tahapan Pemerolehan Bahasa
Proses pemerolehan bahasa berlangsung melalui beberapa tahapan perkembangan. Para ahli linguistik dan psikologi perkembangan telah mengidentifikasi tahapan-tahapan berikut:
1. Cooing (0-6 Bulan)
Pada tahap ini, bayi mulai mengeluarkan suara vokal spontan seperti "aaaa", "oooo", atau suara mendengkur lembut. Suara-suara ini tidak memiliki arti linguistik, tetapi menjadi dasar awal perkembangan fonologi. Cooing dianggap sebagai latihan alat vokal untuk menghasilkan suara (Crain, 2012). Tahap ini menandai kesadaran bayi terhadap kemampuan mereka untuk memproduksi suara.
2. Babbling (6-12 Bulan)
Setelah tahap cooing, bayi memasuki tahap babbling, yaitu mulai memproduksi kombinasi suara konsonan dan vokal seperti "baba", "dada", atau "mama". Walaupun tampak seperti kata, pada awalnya babbling tidak memiliki makna. Namun, secara bertahap, suara-suara ini mulai menyerupai pola fonetik bahasa yang digunakan di sekeliling mereka (Oller, 2000). Penelitian menunjukkan bahwa pola babbling bayi dipengaruhi oleh bahasa ibu yang mereka dengar setiap hari.
3. One-Word Stage (12-18 Bulan)
Sekitar usia satu tahun, bayi mulai mengucapkan kata bermakna tunggal seperti "mama", "susu", "bola". Kata-kata ini sering digunakan untuk mengekspresikan keinginan atau kebutuhan mereka. Misalnya, ketika anak mengatakan "susu", mereka mungkin bermaksud "saya ingin susu" atau "di sana ada susu". Tahap ini dikenal dengan istilah holophrase, yaitu satu kata yang mewakili seluruh gagasan atau kalimat (Clark, 2009).
4. Two-Word Stage (18-24 Bulan)
Pada tahap ini, anak mulai menggabungkan dua kata untuk membentuk frasa sederhana seperti "mama pergi", "adik tidur", atau "mau makan". Meskipun tata bahasanya masih sangat sederhana, anak sudah mulai menunjukkan kemampuan menyusun kata untuk menyampaikan makna yang lebih kompleks. Struktur kalimat dua kata ini biasanya mengikuti pola subjek-predikat atau subjek-objek (Brown, 1973).
5. Telegraphic Stage (2-3 Tahun)
Tahap telegrafik ditandai dengan kemampuan anak menyusun kalimat sederhana yang terdiri dari tiga kata atau lebih, meski masih menghilangkan kata fungsional seperti artikel atau preposisi. Contoh kalimat pada tahap ini adalah "aku mau makan", "adik tidur kamar", "mama beli mainan". Disebut telegrafik karena mirip dengan pesan telegram yang hanya menggunakan kata-kata penting (Crain, 2012). Pada tahap ini, anak mulai memperluas kosakata mereka secara signifikan dan memahami struktur kalimat lebih kompleks.
Teori Pemerolehan Bahasa
Beberapa teori menjelaskan bagaimana anak memperoleh bahasa pertama, antara lain:
Teori Behaviorisme (Skinner, 1957)
Menurut Skinner, anak memperoleh bahasa melalui proses imitasi, penguatan (reinforcement), dan kebiasaan. Orang dewasa memberikan respon positif saat anak mengucapkan kata atau kalimat yang benar, sehingga perilaku berbahasa diperkuat.Teori Nativisme (Chomsky, 1965)
Chomsky berpendapat bahwa manusia memiliki Language Acquisition Device (LAD), yaitu perangkat bawaan dalam otak yang memungkinkan anak memperoleh bahasa. Teori ini menjelaskan mengapa anak bisa mempelajari bahasa meskipun input lingkungan tidak selalu sempurna.Teori Interaksionisme (Vygotsky, 1978)
Vygotsky menekankan peran interaksi sosial dalam pemerolehan bahasa. Bahasa berkembang melalui interaksi dengan orang lain dalam konteks sosial dan budaya. Lingkungan yang mendukung akan mempercepat proses pemerolehan bahasa.
Peran Lingkungan dalam Pemerolehan Bahasa
Lingkungan memiliki pengaruh penting dalam proses pemerolehan bahasa. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan kaya bahasa akan lebih cepat memperoleh kosakata dan kemampuan berkomunikasi. Sebaliknya, anak yang kurang mendapatkan stimulasi verbal cenderung mengalami keterlambatan bahasa (Hart & Risley, 1995).
Selain itu, kualitas interaksi—bukan hanya kuantitasnya—juga berperan. Interaksi langsung, responsif, dan penuh makna lebih efektif dalam mendukung pemerolehan bahasa dibanding hanya mendengarkan televisi atau gadget.
Kesimpulan
Pemerolehan bahasa pertama adalah proses alamiah yang berlangsung sejak bayi hingga usia dini, melalui tahapan perkembangan yang teratur: cooing, babbling, one-word, two-word, hingga telegraphic stage. Proses ini terjadi tanpa pengajaran formal, melainkan hasil interaksi dengan lingkungan sosial. Beberapa teori utama seperti behaviorisme, nativisme, dan interaksionisme memberikan perspektif berbeda mengenai mekanisme pemerolehan bahasa. Lingkungan sosial yang kaya bahasa, interaktif, dan mendukung sangat berperan dalam mendukung keberhasilan pemerolehan bahasa pertama.
Kemampuan berbahasa merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor biologis, kognitif, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, pemahaman tentang pemerolehan bahasa tidak hanya penting bagi para ahli linguistik, tetapi juga bagi orang tua, pendidik, dan praktisi pendidikan anak usia dini.
2️⃣ Hubungan Bahasa dan Berpikir
Hubungan bahasa dan berpikir menjadi kajian penting dalam psikolinguistik. Terdapat dua pandangan utama:
🧠 a. Teori Relativitas Linguistik (Sapir-Whorf Hypothesis):
Bahasa mempengaruhi cara berpikir kita.
Contoh: orang Eskimo punya banyak kata untuk "salju", sehingga persepsi mereka tentang salju lebih kompleks.
🧠 b. Teori Universal:
Bahasa dan pikiran saling terpisah tetapi saling mempengaruhi.
Manusia punya kemampuan berpikir yang sama, terlepas dari bahasa yang digunakan.
Kesimpulan: Bahasa adalah alat untuk mengekspresikan pikiran, namun dalam beberapa aspek bisa juga membatasi atau memperluas cara kita memahami dunia.
3️⃣ Kemampuan Bahasa Pertama (First Language Competence)
Kemampuan bahasa pertama adalah kemampuan seseorang menggunakan bahasa ibu secara alami.
💡 Komponen kemampuan bahasa:
Fonologi: penguasaan bunyi bahasa
Morfologi: pembentukan kata
Sintaksis: penyusunan kalimat
Semantik: pemaknaan kata/kalimat
Pragmatik: penggunaan bahasa sesuai konteks sosial
✨ Seorang anak dinyatakan memiliki kemampuan bahasa pertama jika sudah mampu berkomunikasi secara fungsional dalam lingkungannya.
4️⃣ Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa
Beberapa faktor yang memengaruhi proses pemerolehan bahasa, antara lain:
✅ Faktor biologis:
Kematangan otak & organ bicara
Usia (periode kritis pemerolehan bahasa)
✅ Faktor lingkungan:
Kualitas & kuantitas interaksi verbal
Lingkungan sosial & budaya
✅ Faktor psikologis:
Motivasi berkomunikasi
Rasa percaya diri & dukungan emosional
✅ Faktor kognitif:
Kemampuan berpikir & memori
Kapasitas memproses informasi
🎯 Kesimpulan Materi
Pemerolehan bahasa terjadi secara alami & bertahap.
Bahasa & berpikir memiliki hubungan saling mempengaruhi.
Kemampuan bahasa pertama mencakup aspek fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik.
Pemerolehan bahasa dipengaruhi oleh biologis, lingkungan, psikologis, dan kognitif.
Daftar Pustaka
Brown, H. D. (2000). Principles of Language Learning and Teaching. Longman.
Brown, R. (1973). A First Language: The Early Stages. Harvard University Press.
Chomsky, N. (1965). Aspects of the Theory of Syntax. MIT Press.
Clark, E. V. (2009). First Language Acquisition. Cambridge University Press.
Crain, S. (2012). Children’s Language: Acquisition and Growth. Oxford: Oxford University Press.
Hart, B., & Risley, T. R. (1995). Meaningful Differences in the Everyday Experience of Young American Children. Paul H Brookes Publishing.
Lenneberg, E. H. (1967). Biological Foundations of Language. Wiley.
Lightbown, P. M., & Spada, N. (2013). How Languages Are Learned (4th ed.). Oxford University Press.
Oller, D. K. (2000). The Emergence of the Speech Capacity. Lawrence Erlbaum Associates.
Skinner, B. F. (1957). Verbal Behavior. Appleton-Century-Crofts.
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press.
Inspirasi
Kolaborasi
Pembelajaran
info@ruangpemuda.info
085145459727
© 2024. All rights reserved.