Prinsip Hidup dan Filosofi Leluhur Mandar dan Bugis-Makassar: Warisan Nilai dalam Kehidupan Modern

ARTIKEL

12/3/20242 min read

a man riding a skateboard down the side of a ramp
a man riding a skateboard down the side of a ramp

Oleh: Brigjen Pol (P) Dr. A.A. Mapparessa, M.M., M.Si.

Karaeng Turikale VIII Maros, Sulawesi Selatan, Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN)

Nilai-Nilai Luhur Masyarakat Mandar

Masyarakat Mandar dikenal dengan kekayaan nilai sosial dan tradisi yang melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Filosofi hidup mereka mencerminkan keharmonisan antara adat, budaya, dan ajaran agama. Beberapa nilai luhur yang menjadi pegangan masyarakat Mandar meliputi:

  • Gotong Royong dan Saling Menghormati: Kebiasaan ini tercermin dalam sistem kekerabatan yang erat, terutama pada upacara adat seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian.

  • Tradisi Sayyang Pattu'du: Kuda menari sebagai simbol syukur atas anak-anak yang mengkhatamkan Alquran. Tradisi ini memadukan nilai agama dengan budaya lokal melalui arakan kuda yang menari diiringi musik tradisional.

  • Kalindaqdaq: Seni berbicara dalam bentuk perumpamaan dan sindiran halus yang digunakan untuk menyampaikan pesan, menunjukkan kepiawaian komunikasi masyarakat Mandar.

Nilai-Nilai Luhur Bugis-Makassar-Mandar

Nilai-nilai luhur yang dipegang teguh oleh masyarakat Bugis-Makassar-Mandar mencerminkan pandangan hidup mereka yang kaya akan makna dan filosofi. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Sipakatau: Menghormati sesama manusia dengan memperlakukan mereka sebagai manusia seutuhnya.

  2. Sipakalebbi: Memberi penghargaan dan menjunjung tinggi martabat orang lain.

  3. Sipakalinge’/Sipakainge’: Saling mengingatkan dalam kebaikan.

  4. Sikatutui/Siatutui: Saling mendukung dan membantu dalam menghadapi tantangan.

  5. Siri’: Rasa malu yang bermakna menjaga harga diri dan kehormatan sebagai manusia.

Pesan Leluhur untuk Pendidikan Karakter

Filosofi hidup masyarakat Bugis juga diwarnai oleh pesan-pesan moral yang bertujuan membangun pendidikan karakter, terutama di tengah derasnya arus globalisasi. Beberapa di antaranya adalah:

  • "Aja mualai nakko taniya tawamu": Jangan sekali-kali mengambil sesuatu yang bukan hakmu.

  • "Aja muangngaui anunna tauwe": Jangan sekali-kali mengakui hak orang lain.

  • "Akkatenniwi arona taummu, na na'abbereangi ellonna": Jagalah suasana hati bawahanmu, maka mereka akan memberikan loyalitas sepenuhnya.

Hikmah dari Ajaran Leluhur

Hampir semua nilai luhur masyarakat Mandar dan Bugis-Makassar memiliki akar yang kuat dalam ajaran Islam. Nilai-nilai ini mengajarkan bagaimana manusia dapat hidup harmonis, menghormati sesama, dan menjunjung tinggi keadilan serta kearifan lokal.

Menjaga Nilai Luhur di Tengah Globalisasi

Dalam seminar nasional bertajuk “Pelestarian Nilai-Nilai Budaya dalam Demokrasi dan Kearifan Lokal”, Dr. A.A. Mapparessa menekankan bahwa nilai-nilai leluhur ini bukan hanya warisan sejarah, tetapi juga modal penting untuk menghadapi tantangan modernitas. Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai luhur adalah upaya strategis untuk menjaga identitas budaya sekaligus menciptakan masyarakat yang berintegritas.

Dengan pelestarian nilai-nilai luhur ini, masyarakat Mandar dan Bugis-Makassar tidak hanya menjaga jati diri, tetapi juga membangun generasi yang mampu memadukan tradisi dan kemajuan teknologi secara harmonis.

👉👉👉Selengkapnya Disini

Seminar Kebudayaan Polman dan UNASMAN: Menguatkan Identitas Lokal di Era Modern

Pelestarian Warisan Budaya Mandar di Era Digital: Tantangan dan Peluang

Prinsip Hidup dan Filosofi Leluhur Mandar dan Bugis-Makassar: Warisan Nilai dalam Kehidupan Modern