Memahami Proses Morfologis dalam Bahasa Indonesia
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan kata-kata morfologis seperti bermain, memasak, dan berlari-lari. Pelajari cara kata-kata ini terbentuk dan maknanya untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
MORFOLOGI
Aco Nasir
4/8/20253 min read


Morfologi Bahasa Indonesia
Topik: Proses Morfologi
Pembuka
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Dalam struktur bahasa, kata menjadi unsur utama yang memuat makna. Namun, kata tidak selalu muncul dalam bentuk dasar; sering kali kata mengalami perubahan bentuk, penambahan afiks, pengulangan, atau penggabungan untuk membentuk makna baru. Proses perubahan bentuk kata inilah yang dipelajari dalam morfologi, khususnya dalam proses morfologi.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat sering menemui kata-kata yang terbentuk dari hasil proses morfologis, seperti kata bermain, memasak, makanan, berlari-lari, rumah sakit, dan banyak lagi. Untuk memahami dan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, kita perlu mengetahui bagaimana kata-kata tersebut terbentuk dan apa maknanya.
Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:
Menjelaskan pengertian proses morfologi dalam bahasa Indonesia.
Mengidentifikasi dan membedakan jenis-jenis proses morfologi.
Memberikan contoh kata yang mengalami proses morfologis.
Menganalisis struktur kata berdasarkan proses morfologinya.
Menggunakan bentuk kata hasil proses morfologi dalam kalimat secara tepat.
Pembahasan
1. Pengertian Proses Morfologi
Proses morfologi adalah proses pembentukan kata dari satu bentuk ke bentuk lainnya dengan menambahkan afiks (imbuhan), mengulang bentuk, atau menggabungkan dua kata atau lebih. Tujuan dari proses morfologi adalah untuk menciptakan kata baru yang memiliki makna dan fungsi yang berbeda dari bentuk dasarnya.
Dalam bahasa Indonesia, ada tiga jenis utama proses morfologi, yaitu:
Proses Afiksasi (pengimbuhan)
Proses Reduplikasi (pengulangan)
Proses Komposisi (pemajemukan)
Selain itu, ada juga proses morfologi lain seperti konversi (kelas kata berubah tanpa perubahan bentuk) dan pemendekan.
2. Proses Afiksasi (Pengimbuhan)
Afiksasi adalah proses menambahkan morfem terikat (imbuhan) pada morfem bebas (kata dasar). Imbuhan dalam bahasa Indonesia terdiri dari:
Prefiks (awalan): me-, ber-, di-, ter-, se-, per-
Sufiks (akhiran): -kan, -an, -i
Infiks (sisipan): -el-, -em-, -er-
Konfiks (gabungan awalan dan akhiran): ke-...-an, pe-...-an, per-...-an
a. Prefiks
Contoh:
me- → memasak (dari masak)
ber- → bermain (dari main)
ter- → terbuka (dari buka)
di- → ditulis (dari tulis)
b. Sufiks
Contoh:
-kan → pindahkan (dari pindah)
-an → masakan (dari masak)
-i → isi → isi-i → isi rumah itu
c. Infiks
Jarang digunakan dalam bahasa Indonesia modern, tetapi masih ditemukan dalam bentuk-bentuk tradisional. Contoh:
telunjuk (dari tunjuk dengan sisipan -el-)
gemetar (dari getar dengan sisipan -em-)
d. Konfiks
Contoh:
ke-...-an → kebersihan (dari bersih)
pe-...-an → penggunaan (dari guna)
per-...-an → pertemanan (dari teman)
3. Proses Reduplikasi (Pengulangan)
Reduplikasi adalah proses pengulangan kata atau sebagian kata. Reduplikasi dapat menghasilkan makna jamak, intensitas, atau bentuk khas lain.
Jenis-jenis reduplikasi:
a. Reduplikasi seluruh
Mengulang seluruh bentuk kata.
Contoh: rumah-rumah, anak-anak, buku-buku
b. Reduplikasi sebagian
Mengulang sebagian suku kata dari kata dasar.
Contoh: lelaki (dari laki-laki), tetangga (dari tangga)
c. Reduplikasi berimbuhan
Pengulangan kata yang mendapat imbuhan.
Contoh: berlari-lari, bermain-main, berjatuhan
d. Reduplikasi semu
Terlihat seperti pengulangan tetapi tidak bermakna jamak.
Contoh: mata-mata (bukan banyak mata, tetapi berarti ‘pengintai’), ulang-alik (pergi-pulang)
4. Proses Komposisi (Pemajemukan)
Komposisi adalah penggabungan dua kata dasar untuk membentuk makna baru. Kata majemuk memiliki makna idiomatik yang tidak selalu bisa ditebak dari makna unsur pembentuknya.
Contoh:
rumah sakit → tempat untuk berobat
meja tulis → meja yang digunakan untuk menulis
kaki tangan → orang kepercayaan (makna idiomatik)
Catatan: Dalam penulisan, kata majemuk umumnya ditulis terpisah, kecuali sudah membentuk istilah tetap seperti olahraga, tandatangan, dll.
5. Proses Morfologi Lain
a. Konversi (perubahan kelas kata)
Terjadi ketika sebuah kata berubah fungsi kelas katanya tanpa mengalami perubahan bentuk.
Contoh:
belajar (verba) → belajar itu penting (nomina)
makan (verba) → makan pagi (nomina)
b. Pemendekan (singkatan, akronim, dan penggalan)
Singkatan: disingkat menjadi huruf-huruf kapital.
Contoh: TV (televisi), HP (handphone)
Akronim: gabungan suku kata atau huruf yang dilafalkan seperti kata biasa.
Contoh: Rapat Kerja Nasional → Rakernas
Penggalan: bagian dari kata saja yang digunakan.
Contoh: Prof. (Profesor), Bu (Ibu)
6. Pentingnya Mempelajari Proses Morfologi
Mengapa kita perlu mempelajari proses morfologi?
Untuk memahami bagaimana kata dibentuk dan maknanya berubah.
Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan kata.
Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa secara efektif dan efisien.
Untuk membantu dalam analisis teks, penerjemahan, dan penulisan ilmiah.
7. Latihan Soal
A. Tentukan proses morfologi yang terjadi pada kata-kata berikut ini!
Pengusaha
Anak-anak
Menggambar
Buku tulis
Kesehatan
B. Ubah kata dasar berikut menjadi bentuk yang mengalami proses morfologi!
Tulis → _______
Lari → _______
Bersih → _______
Guna → _______
Main → _______
Penutup
Proses morfologi adalah bagian penting dalam pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Melalui proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan bentuk lainnya, bahasa Indonesia mampu menghasilkan beragam kata dengan makna dan fungsi yang kaya. Pemahaman terhadap proses ini membantu kita dalam meningkatkan kemampuan berbahasa, baik dalam berbicara, menulis, maupun memahami bacaan. Semakin dalam pemahaman kita terhadap proses morfologi, semakin terampil pula kita dalam memanfaatkan bahasa sebagai alat komunikasi yang efektif.
Inspirasi
Kolaborasi
Pembelajaran
info@ruangpemuda.info
085145459727
© 2024. All rights reserved.