Tips Mengelola Keuangan saat Freelance

Menjadi freelancer itu keren, lho! Kamu bisa bekerja dari mana saja, punya jam kerja fleksibel, dan bebas memilih proyek yang kamu suka. Tapi di balik kebebasan itu, ada satu tantangan besar yang harus dihadapi: mengelola keuangan. Berbeda dengan pekerja kantoran yang punya gaji tetap setiap bulan, penghasilan freelancer naik-turun tergantung jumlah proyek yang didapat. Kalau nggak dikelola dengan baik, bisa-bisa di akhir bulan dompet sudah kering sebelum proyek baru datang. Nah, supaya keuangan tetap stabil meskipun penghasilan tidak menentu, yuk simak tips mengelola keuangan saat freelance berikut ini!

LITERASI FINANSIAL

Aco Nasir

4/5/20254 min read

photo of white staircase
photo of white staircase

Tips Mengelola Keuangan saat Freelance

Menjadi freelancer itu keren, lho! Kamu bisa bekerja dari mana saja, punya jam kerja fleksibel, dan bebas memilih proyek yang kamu suka. Tapi di balik kebebasan itu, ada satu tantangan besar yang harus dihadapi: mengelola keuangan. Berbeda dengan pekerja kantoran yang punya gaji tetap setiap bulan, penghasilan freelancer naik-turun tergantung jumlah proyek yang didapat. Kalau nggak dikelola dengan baik, bisa-bisa di akhir bulan dompet sudah kering sebelum proyek baru datang.

Nah, supaya keuangan tetap stabil meskipun penghasilan tidak menentu, yuk simak tips mengelola keuangan saat freelance berikut ini!

1. Buat Anggaran Keuangan

Sebagai freelancer, kamu harus punya perencanaan keuangan yang matang. Mulailah dengan membuat anggaran bulanan yang mencakup:

· Biaya tetap seperti sewa tempat tinggal, listrik, internet, dan asuransi.

· Biaya variabel seperti makan, transportasi, hiburan, dan kebutuhan lain yang bisa berubah tiap bulan.

· Tabungan dan investasi untuk masa depan.

· Dana darurat untuk berjaga-jaga saat penghasilan sedang seret.

Dengan anggaran ini, kamu jadi tahu berapa minimal uang yang harus kamu hasilkan setiap bulan agar bisa hidup nyaman.

2. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis

Banyak freelancer yang mencampur keuangan pribadi dengan uang dari proyek, padahal ini bisa bikin kacau perhitungan! Solusinya, buat rekening terpisah:

· Rekening pribadi untuk kebutuhan sehari-hari.

· Rekening bisnis untuk menerima pembayaran dari klien.

· Rekening tabungan untuk menyimpan dana darurat dan investasi.

Dengan pemisahan ini, kamu bisa lebih mudah mengontrol pemasukan dan pengeluaran tanpa tercampur aduk.

3. Hitung Penghasilan Rata-Rata

Karena penghasilan freelancer fluktuatif, coba hitung rata-rata pendapatanmu dalam enam bulan terakhir. Dari sini, kamu bisa memperkirakan jumlah minimal yang harus kamu hasilkan tiap bulan agar tetap bisa memenuhi kebutuhan.

Misalnya, jika dalam enam bulan terakhir penghasilanmu rata-rata Rp10 juta per bulan, maka itu bisa menjadi patokan dalam membuat anggaran.

4. Buat Dana Darurat

Dana darurat adalah penyelamat freelancer saat tiba-tiba kehilangan klien atau proyek. Usahakan punya dana darurat setidaknya 3–6 kali pengeluaran bulanan. Jadi kalau bulan ini tidak ada proyek masuk, kamu masih punya cadangan untuk bertahan.

Misalnya, jika pengeluaran bulananmu sekitar Rp5 juta, maka dana darurat minimal yang kamu butuhkan adalah Rp15–30 juta.

5. Terapkan Sistem Gaji untuk Diri Sendiri

Meskipun penghasilan freelance tidak tetap, kamu tetap bisa menggaji diri sendiri dengan sistem yang lebih stabil. Misalnya, dari penghasilan total yang kamu dapatkan dalam sebulan, hanya sebagian yang kamu ambil sebagai gaji, sementara sisanya dialokasikan untuk tabungan dan investasi.

Contoh:

· Jika bulan ini kamu mendapatkan Rp15 juta dari proyek, alokasikan Rp8 juta sebagai “gaji” bulanan, lalu Rp3 juta untuk tabungan, Rp2 juta untuk investasi, dan Rp2 juta untuk dana darurat.

6. Rajin Mencatat Pemasukan dan Pengeluaran

Jangan sampai uang masuk dan keluar tanpa jejak! Gunakan aplikasi keuangan atau buku catatan untuk mencatat semua transaksi, baik pemasukan dari klien maupun pengeluaran pribadi dan bisnis. Dengan mencatat keuangan, kamu bisa lebih sadar ke mana saja uangmu pergi dan bisa mengontrol pengeluaran lebih baik.

Beberapa aplikasi keuangan yang bisa kamu coba antara lain:

· Money Lover

· Monefy

· YNAB (You Need a Budget)

· Excel atau Google Spreadsheet

7. Jangan Lupa Pajak!

Sebagai freelancer, kamu tetap harus membayar pajak penghasilan, lho! Jika kamu tidak mencatat atau membayar pajak dengan benar, bisa jadi masalah di kemudian hari. Cek apakah kamu perlu memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku di tempat tinggalmu.

Sebaiknya sisihkan sekitar 10–15% dari penghasilan untuk pajak agar tidak kelabakan saat harus membayarnya.

8. Diversifikasi Sumber Penghasilan

Mengandalkan satu klien atau satu jenis proyek saja bisa berisiko. Jika klien tersebut berhenti bekerja sama atau proyek tiba-tiba selesai, kamu bisa kehilangan penghasilan. Cobalah untuk memiliki beberapa sumber penghasilan, misalnya:

· Freelance writing + desain grafis

· Menulis artikel + jualan online

· Membuat konten YouTube + menjadi mentor atau tutor online

Dengan cara ini, jika satu sumber penghasilan menurun, kamu masih punya cadangan dari sumber lain.

9. Hindari Gaya Hidup “Naik Kelas” yang Berlebihan

Ketika penghasilan freelance sedang bagus, mudah sekali tergoda untuk meningkatkan gaya hidup, seperti membeli gadget mahal atau liburan ke luar negeri. Tapi ingat, penghasilan freelance bisa naik-turun. Jangan sampai pengeluaranmu ikut naik drastis saat penghasilan naik, karena nanti saat penghasilan turun, kamu bisa kesulitan.

Solusinya? Terapkan prinsip hidup sederhana meskipun penghasilan meningkat, dan tetap alokasikan lebih banyak uang untuk tabungan serta investasi.

10. Investasikan Uangmu

Jangan biarkan uangmu hanya mengendap di rekening. Mulailah berinvestasi agar uang bisa berkembang dan menghasilkan passive income. Beberapa pilihan investasi yang cocok untuk freelancer antara lain:

· Reksa dana atau saham untuk pertumbuhan jangka panjang.

· Obligasi atau deposito untuk investasi yang lebih stabil.

· Properti jika punya modal lebih.

Pilih jenis investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu.

11. Bangun Relasi dengan Klien untuk Keberlanjutan Pekerjaan

Mengelola keuangan freelancer tidak hanya soal menghemat uang, tapi juga memastikan ada pemasukan yang stabil. Salah satu caranya adalah dengan menjaga hubungan baik dengan klien agar mendapatkan proyek berulang atau rekomendasi ke klien lain.

Caranya?

· Berikan hasil kerja terbaik.

· Komunikasi yang baik dengan klien.

· Minta testimoni dan rekomendasi dari klien puas.

Semakin banyak klien yang puas, semakin besar peluang mendapatkan proyek baru tanpa harus mencari-cari klien baru terus-menerus.

12. Miliki Asuransi untuk Perlindungan Finansial

Karena freelancer tidak mendapatkan fasilitas asuransi dari kantor, kamu harus mengurus perlindungan sendiri. Setidaknya, miliki:

· Asuransi kesehatan, agar tidak perlu menguras tabungan saat sakit.

· Asuransi jiwa, jika kamu punya tanggungan keluarga.

· Asuransi kecelakaan kerja, terutama jika bekerja di bidang berisiko tinggi.

Kesimpulan

Mengelola keuangan sebagai freelancer memang butuh strategi khusus karena penghasilan yang tidak menentu. Dengan membuat anggaran, menyisihkan dana darurat, mencatat pemasukan dan pengeluaran, serta berinvestasi, kamu bisa tetap stabil secara finansial meskipun penghasilan tidak tetap setiap bulan. Yang paling penting, selalu berpikir jangka panjang dan jangan hanya fokus pada uang yang masuk hari ini, tapi juga bagaimana memastikan keuanganmu tetap sehat di masa depan.

Jadi, siap untuk mengelola keuangan freelance dengan lebih cerdas? Yuk, mulai sekarang! 😊