VARIASI DAN RAGAM BAHASA
Bahasa merupakan alat komunikasi utama manusia. Melalui bahasa, manusia dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan informasi kepada orang lain. Namun, bahasa bukanlah sesuatu yang bersifat tunggal dan seragam. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan bahwa bahasa memiliki banyak bentuk, gaya, dan penggunaan yang berbeda-beda tergantung pada siapa yang berbicara, kepada siapa ia berbicara, di mana percakapan itu terjadi, dan untuk tujuan apa bahasa tersebut digunakan. Fenomena inilah yang dikenal dengan istilah variasi bahasa atau ragam bahasa.
SOSIOLINGUISTIK
10/20/20255 min read
Pendahuluan
Bahasa merupakan alat komunikasi utama manusia. Melalui bahasa, manusia dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan informasi kepada orang lain. Namun, bahasa bukanlah sesuatu yang bersifat tunggal dan seragam. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan bahwa bahasa memiliki banyak bentuk, gaya, dan penggunaan yang berbeda-beda tergantung pada siapa yang berbicara, kepada siapa ia berbicara, di mana percakapan itu terjadi, dan untuk tujuan apa bahasa tersebut digunakan. Fenomena inilah yang dikenal dengan istilah variasi bahasa atau ragam bahasa.
Variasi bahasa mencerminkan keragaman sosial, budaya, dan geografis masyarakat penuturnya. Dengan memahami variasi bahasa, kita dapat lebih bijak dalam berkomunikasi, karena setiap situasi komunikasi menuntut bentuk bahasa yang sesuai. Misalnya, cara berbicara seorang mahasiswa kepada dosen tentu berbeda dengan cara ia berbicara kepada teman sebaya. Demikian pula, bahasa yang digunakan di media sosial berbeda dengan bahasa resmi dalam karya ilmiah.
3.1 Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep variasi bahasa (dialek, idiolek, sosiolek, dan register).
2. Menganalisis variasi bahasa berdasarkan situasi komunikasi.
3. Mengidentifikasi contoh variasi bahasa remaja di media sosial.
4. Melakukan pengamatan variasi bahasa yang ada di kelas melalui latihan.
1. Konsep Variasi Bahasa
a. Pengertian Variasi Bahasa
Variasi bahasa adalah bentuk-bentuk penggunaan bahasa yang berbeda-beda sesuai dengan faktor penuturnya, lawan tuturnya, topik pembicaraan, tempat, serta konteks sosial budaya yang melingkupinya. Menurut Chaer dan Agustina (2010), variasi bahasa muncul karena adanya keragaman sosial penutur dan keragaman fungsi bahasa. Artinya, bahasa berubah dan menyesuaikan diri tergantung siapa yang menggunakannya dan untuk tujuan apa bahasa itu digunakan.
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat di berbagai daerah, kelompok usia, pekerjaan, atau status sosial tidaklah sama. Begitu juga, bahasa yang dipakai dalam percakapan santai berbeda dengan yang digunakan dalam situasi formal. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa bersifat dinamis dan fleksibel.
2. Jenis-Jenis Variasi Bahasa
Secara umum, variasi bahasa dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu dialek, idiolek, sosiolek, dan register. Berikut penjelasan masing-masing:
a. Dialek
Dialek adalah variasi bahasa yang berbeda berdasarkan wilayah atau daerah geografis. Setiap daerah biasanya memiliki ciri khas tersendiri dalam pengucapan, kosa kata, dan struktur kalimat.
Contoh:
· Bahasa Indonesia yang digunakan di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia di Medan atau Makassar.
· Kata “tidak” di Jakarta sering diucapkan “nggak”, sedangkan di Medan bisa menjadi “ndak” atau “idak”.
Dialek bukan sekadar perbedaan logat atau aksen, tetapi juga bisa mencakup perbedaan struktur bahasa. Misalnya, di Jawa Tengah dikenal bentuk “arep mangan” (ingin makan), sedangkan di Jawa Timur bentuknya “arep mak’an”.
Dialek menggambarkan identitas kedaerahan dan menjadi bagian penting dari keragaman budaya bahasa di Indonesia.
b. Idiolek
Idiolek adalah variasi bahasa yang khas dari setiap individu. Setiap orang memiliki gaya berbicara yang unik, baik dari segi intonasi, pilihan kata, maupun cara menyusun kalimat. Idiolek terbentuk dari latar belakang sosial, pendidikan, kebiasaan, dan pengalaman pribadi seseorang.
Contoh:
· Seorang mahasiswa mungkin terbiasa mengatakan “mantap kali!” setiap kali setuju dengan sesuatu.
· Dosen tertentu mungkin sering mengulang kata “jadi begini, ya…” saat menjelaskan materi.
Idiolek mencerminkan kepribadian seseorang dalam berbahasa dan menjadi tanda pengenal non-verbal yang melekat pada diri penutur.
c. Sosiolek
Sosiolek atau sosialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial tertentu dalam masyarakat. Faktor sosial seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status sosial memengaruhi perbedaan ini.
Contoh:
· Bahasa yang digunakan oleh anak muda berbeda dengan bahasa orang tua.
· Bahasa para dokter, pengacara, atau pekerja IT memiliki istilah teknis yang mungkin tidak dipahami oleh masyarakat umum.
· Dalam komunitas pelajar, muncul istilah seperti “deadline”, “ngampus”, “baper”, “gabut”, dan sebagainya.
Sosiolek menunjukkan bahwa bahasa tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga alat untuk menunjukkan identitas kelompok sosial tertentu.
d. Register
Register adalah variasi bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi, topik, dan tujuan komunikasi. Register sering dikaitkan dengan konteks profesi atau kegiatan tertentu. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan akademik tentu berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam dunia hukum, medis, atau olahraga.
Contoh:
· Dalam dunia kedokteran dikenal istilah “diagnosis”, “terapi”, dan “resusitasi”.
· Dalam bidang teknologi muncul istilah “update”, “server”, “coding”, dan “debugging”.
· Dalam konteks informal seperti percakapan antar remaja, muncul register gaul seperti “OOT” (out of topic), “LOL” (laugh out loud), atau “FYI” (for your information).
Register menunjukkan kemampuan seseorang menyesuaikan gaya bahasa dengan konteks komunikasi yang sedang berlangsung.
3. Variasi Bahasa Berdasarkan Situasi Komunikasi
Bahasa yang digunakan manusia sangat dipengaruhi oleh konteks situasi komunikasi. Hymes (1974) mengemukakan konsep SPEAKING, yang menjelaskan komponen situasi komunikasi: Setting (tempat dan waktu), Participants (peserta), Ends (tujuan), Act sequence (urutan tindak tutur), Key (nada atau gaya), Instrumentalities (saluran), Norms (norma interaksi), dan Genre (jenis wacana).
Secara sederhana, variasi bahasa berdasarkan situasi komunikasi dapat dibagi menjadi:
a. Ragam Formal
Ragam formal digunakan dalam situasi resmi, seperti pidato, seminar, surat dinas, atau karya ilmiah. Bahasa yang digunakan harus mengikuti kaidah tata bahasa baku dan menghindari kata-kata tidak lazim atau slang.
Ciri-ciri:
· Struktur kalimat lengkap dan rapi.
· Pilihan kata sopan dan baku.
· Tidak menggunakan singkatan informal.
Contoh:
“Sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan seminar nasional, diharapkan seluruh peserta hadir tepat waktu.”
b. Ragam Nonformal
Ragam nonformal digunakan dalam situasi santai, misalnya percakapan dengan teman atau keluarga. Dalam ragam ini, bahasa cenderung lebih fleksibel dan tidak selalu mengikuti aturan baku.
Contoh:
“Eh, nanti sore nongkrong di kafe, yuk!”
Ragam ini menunjukkan keakraban dan kehangatan hubungan antarpenutur.
c. Ragam Teknis dan Ilmiah
Ragam teknis digunakan dalam bidang tertentu yang memiliki istilah khusus, sedangkan ragam ilmiah digunakan dalam tulisan atau presentasi akademik.
Contoh ragam teknis (informatika):
“Kita perlu memperbarui database sebelum menjalankan query baru.”
Contoh ragam ilmiah:
“Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebiasaan membaca terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa.”
Dengan memahami konteks situasi, seseorang dapat menyesuaikan bahasa yang digunakan agar komunikasi berjalan efektif dan sopan.
4. Variasi Bahasa Remaja di Media Sosial
Remaja merupakan kelompok yang sangat dinamis dalam penggunaan bahasa. Perkembangan teknologi dan media sosial menciptakan ruang bagi munculnya variasi baru yang sering disebut bahasa gaul digital. Bahasa ini bersifat kreatif, ringkas, dan penuh inovasi.
Beberapa bentuk variasi bahasa remaja di media sosial antara lain:
a. Penggunaan Akronim dan Singkatan
Contoh:
· “BTW” (by the way) → ngomong-ngomong
· “OOTD” (outfit of the day) → pakaian hari ini
· “Btw, OOTD aku hari ini simpel banget tapi cozy!”
b. Penggunaan Campuran Bahasa (Code-Mixing)
Remaja sering mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris untuk menunjukkan keakraban atau gaya modern.
Contoh:
· “Kayaknya aku need coffee deh biar semangat nugas.”
· “That moment when kamu lupa udah makan atau belum.”
c. Pemendekan dan Penyingkatan Tulisan
Contoh:
· “Aku bgt capek” (banget → bgt)
· “Gmn kabar?” (gimana → gmn)
d. Kata-kata Kreatif atau Slang Baru
Contoh:
· “Healing” → jalan-jalan untuk menghilangkan stres
· “Cringe” → sesuatu yang memalukan
· “No debat” → tidak bisa disanggah
· “Wibu”, “fangirl”, “simp”, “gaskeun”, “cuan”, dll.
Variasi bahasa remaja di media sosial menunjukkan kreativitas linguistik yang tinggi. Walau demikian, penting bagi remaja untuk tahu kapan harus menggunakan bahasa gaul dan kapan harus kembali pada bahasa baku, terutama dalam konteks akademik dan profesional.
5. Latihan Pengamatan di Kelas
Sebagai bagian dari pembelajaran, mahasiswa dapat melakukan pengamatan terhadap variasi bahasa yang digunakan di lingkungan sekitar, termasuk di kelas sendiri. Beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Amati percakapan teman sekelas.
Catat bagaimana cara mereka berbicara ketika berinteraksi dengan teman sebaya dan dengan dosen.
2. Identifikasi variasi bahasa yang muncul.
Tentukan apakah termasuk dialek, idiolek, sosiolek, atau register.
3. Analisis situasi komunikasi.
Apakah percakapan berlangsung dalam konteks formal, nonformal, atau akademik?
4. Diskusikan hasil pengamatan.
Buat laporan singkat dan presentasikan di kelas untuk memperkaya pemahaman tentang keragaman bahasa.
Kegiatan ini melatih mahasiswa untuk lebih peka terhadap penggunaan bahasa dalam berbagai konteks dan memahami bahwa variasi bahasa merupakan fenomena alami dalam komunikasi manusia.
Kesimpulan
Bahasa bukanlah sesuatu yang statis, melainkan selalu berkembang sesuai dengan kehidupan sosial penggunanya. Variasi bahasa — baik dialek, idiolek, sosiolek, maupun register — menunjukkan betapa kaya dan dinamisnya sistem komunikasi manusia. Pemahaman terhadap variasi ini membantu kita menggunakan bahasa secara tepat, sopan, dan efektif dalam berbagai situasi.
Bagi remaja dan mahasiswa, kemampuan menyesuaikan ragam bahasa dengan konteks komunikasi sangat penting, baik di dunia nyata maupun di dunia digital. Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi pengguna bahasa yang baik, tetapi juga menjadi penutur yang cerdas dan berbudaya.
Kata kunci: variasi bahasa, dialek, idiolek, sosiolek, register, ragam bahasa, bahasa remaja, media sosial.
Inspirasi
Kolaborasi
Pembelajaran
info@ruangpemuda.info
085145459727
© 2024. All rights reserved.